Pernah suatu saat saya bertemu dengan sahabat di parkiran motor kantor. Sesaat setelah bersalaman dan bertegur sapa, mata saya tertarik akan potongan kertas persegi panjang yang tertempel di atas sepedo meter sepeda motor (blebtbtbt ribet :P) sang sahabat.

Tulisan arab tertera di kertas itu lengkap dengan artinya dalam bahasa Indonesia. Tertarik dengannya saya iseng bertanya? Walau sebenarnya saya tahu itu adalah salah satu dari tiga kemungkinan ini: ayat quran, hadist, atau lafal do’a harian. Dan sudah barang tentu – pasti pula, saya yakin itu bukan lafal penolak bala, jimat, atau mantra anti maling motor dsb  dsb :P.

Hanya saja, tempat di mana kertas itu berada pasti akan menarik (tak sekedar mengundang) tanya bagi setiap orang yang melihatnya.

“Kang, apa ini kang?”

“Oh ini, hafalan Qur’an Ris.”

“Wah, keren kang.”

“Ah, ini sekedar teknik praktis menghafal Quran sembari memanfaatkan kesempatan aja kok ris.”

“Maksudnya kang?”

“Begini, kan dari rumah ke kantor ada tuh lebih dari sepuluh lampu merah yang saya lewati. Kalau PP, berarti tinggal kaliin dua aja. Dari pada mata jelalatan kemana-mana saat tertahan di lampu merah, mending baca ayat qur’an ini sekalian menghafal.

“Iya ya.”

“Nah saat jalan, coba kita hafalin tanpa melihat teksnya.’’ (yaiyalah, kalo liat teksnya bisa-bisa nubruk pengendara lain kang :D)

“ Lumayan loh ris, setiap hari saya ganti ayatnya, saya tempel yang baru.”

“Wewww, tips yang sangat bermanfaat kang, patut dicoba.”

Memang luar biasa akang yang satu ini. Satu lagi teladan di sekitar kita. Sebuah hal kecil yang apabila kita lakukan akan menjadi amalan yang sangat berharga. Bayangkan aja, tiap hari bisa bertambah  hafalan satu ayat. Bahkan bisa beberapa ayat pendek dalam satu harinya. Superb!!!