Anda suka masakan pedas, penggemar sambal bawang ekstra pedas dan sedang berada di Jogja? Warung makan yang satu ini wajib dicoba.
“Special sambal bawang Mas Kobis”, warungnya sederhana sekali, hanya berupa lapak dengan atap tanpa dinding. Letaknya di Jl Alamanda, kampung Mrican, sebelah selatan Selokan Mataram, tepatnya di sebuah jalan kecil, sebelah timur fakultas teknik UNY Karang Malang.
Apa yang istimewa dari warung ini? Yang jelas bukan tempatnya, karena tempatnya minimalis. Juga bukan variasi menunya karena warung ini hanya menyediakan ayam/telur/ati-ampela/tahu-tempe/terong penyet. Apalagi minumnya, cuma es teh dan es jeruk aja. Terus apa dong yang jadi andalan?
Dari namanya sudah jelas, warung ini berjaya karena sambel bawangnya yang spesial. Ada yang belum tahu sambel bawang itu apa? Sambel bawang adalah sambel yang paling sederhana. Cukup cabe segar, bawang putih segar, garam dan sedikit msg sudah bisa bikin lidah bergoyang nikmat.
Sambel bawang juga yg telah mengangkat nama Bebek Goreng H Slamet yg tersohor itu. Bedanya, H Slamet menggunakan branding sambel korek, dengan tambahan minyak goreng pada sambelnya.
Kembali ke Mas Kobis yang asli Gunungkidul, racikan bumbu yang pas dan teknik menguleg yang entah bagaimana menghasilkan rasa sambal yang luar biasa wenaknya.
Sambal baru dibikin setelah ada pesanan, sehingga kesegarannya terjamin. Jadi tak ada yang namanya “mambu lumpang” (istilah untuk sambel yang sudah lama/tidak segar sehingga rasanya sudah tidak menggiurkan lagi). Setiap pembeli bisa memesan berapa biji cabe rawit yang akan digunakan. Waktu itu saya lihat ada pembeli yang memesan 10 biji cabai untuk pesanannya. Bahkan, ada yang pernah memesan 20 cabai, 25  cabai, 30 cabai, bahkan konon katanya 100 cabai untuk seporsi ayam penyetnya, wah wah wah. Kalau saya sendiri cukup satu cabai saja karena perut sedang bermasalah, itupun sudah cukup menyengat lidah karena cabai yg digunakan adalah cabai rawit “montok” yg super pedasS.

Dan tahukah Anda, berapa rekor jumlah cabai yang pernah tercatat di warung ini? Menurut penuturan si empunya warung, sampai saat ini rekornya masih dipegang oleh seorang wanita dengan jumlah cabai 150 buah. WHATTTTTT, 150 buah??? @_@.

Jika diperhatikan, hampir semua pembeli yang makan di tempat ini berurai air mata menahan pedasnya sambal bawang, hahaha. Semacam jadi tempat pertumpahan air mata dah ini warung, wkwk.
Mas Kobis menggunakan tempat ulegan dari tanah liat ukuran sedang yang hanya cukup untuk dua-tiga porsi saja sekali uleg. Setelah sambel selesai diracik dan diuleg, ayam goreng atau bahan lainnya kemudian di geprek /digepuk di atas sambel dalam ulegan hingga remuk.
Pembeli harus antri dengan menuliskan pesanannya di secarik kertas. Harus sedikit sabar karena pembelinya banyak sekali, sementara penguleg sambelnya hanya satu orang.
Warung ini tak pernah sepi pembeli dari mulai buka pada siang hari hingga malam hari. Awalnya warung ini hanya buka malam hari, tapi dengan membanjirnya pembeli akhirnya buka dari siang hari. Pembelinya rata-rata para mahasiswa di seputaran UNY dan UGM. Pembeli yang makan di tempat bisa memilih makan di meja atau lesehan di gardu ronda sebelah warung.
Untuk harganya, cukup bersahabat dengan kantong. Saya memesan 2 (dua) porsi ayam goreng + tempe + terong + lalapan beserta satu porsi nasi dihargai 17.500 rupiah saja.

Spesial Sambel Bawang Mas Kobis

Lokasi: Jl. Alamanda, Mrican (Selatan Selokan Mataram, Kampus UNY Karang Malang, Jogja). Dari jalan Gejayan belok ke barat menyusuri selokan Mataram, belok lagi ke selatan di persimpangan pertama (sebelah timur bengkel FT UNY). Warung di sebelah barat jalan, deket pos ronda.

Menu: Ayam gepuk/penyet, ikan nila-lele penyet, telur penyet, ati-ampela penyet, tahu-tempe penyet, terong penyet dan kombinasinya.

Harga: Ayam gepuk sambel bawang + nasi + tempe goreng + terong goreng + lalapan Rp 9.500

Referensi:

Pedasnya Penyetan Mas Kobis

Warung Mas Kubis

(Gambar) Ulekan mawut mas kobis